Rektor Universitas Nusantara (UN) Manado, Drs. Teddy Manueke, MM memberikan presentasi mengenai pokok-pokok pikiran ABPPTSI Sulawesi Utara dalam Rapat Kerja Nasional II ABPPTSI seluruh Indonesia di Jakarta. Manueke hadir dan memberikan laporan singkat, dalam kapasitasnya selaku Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Wilayah Sulawesi Utara. Dalam pemaparannya, Manueke memintakan agar ABPPTSI memperjuangkan PTS yang ‘lemah’. “Saya memohon kepada pemerintah pusat agar PTS yang lemah diberi bantuan sejenis bantuan operasional seperti halnya dana BOS pada SD-SMK agar PTS2 tersebut bisa sehat dan bisa bersaing dengan Perguruan Tinggi lainnya’ ungkap Manueke mengenai inti dari penyampaiannya.
Rapat kerja yang berlangsung pada 16 hingga 17 Juli 2024 tersebut dilaksanakan di Ballroom Universitas Esa Unggul Jakarta dan dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan tokoh pendidikan tanah air baik sebagai peserta, undangan maupun narasumber dan dibuka oleh Jenderal TNI Wiranto selaku Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI yang juga adalah Ketua Badan Pertimbangan ABPPTSI Pusat.
Dalam sambutannya, Wiranto menyampaikan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam membangun bangsa apalagi dengan bonus demografi dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 nanti. Wiranto sangat mengharapkan peran serta Perguruan Tinggi untuk mewujudkan mimpi Indonesia itu. Acara dilanjutkan dengan arahan dari Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, menekankan, perlunya pengelolaan pendidikan tinggi yang profesional menghadapi tantangan global.
“Saat ini terdapat 4.536 perguruan tinggi, 32.592 program studi, 338.289 dosen, serta 9.841.512 mahasiswa di seluruh Indonesia,” urai Dirjen. Ditambahkannya, jumlah tersebut berasal dari 125 perguruan tinggi negeri (PTN) dan 2.832 perguruan tinggi swasta (PTS).
Kegiatan ini membahas isu-isu penting di bidang pendidikan modern seperti transformasi dan kolaborasi yayasan/ badan penyelenggara PTN dan PTS di era VUCA dan Tarung Digital dan menampilkan sejumlah narasumber. Selain Dirjen Diktiristek, Prof. Dr. rer .nat. Abdul Haris, ada Direktur Kelembagaan, Ditjen Diktiristek, Dr. Bimo Widya Andhoko, S.H., M.H, DR. Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS, S. T., M.T. dan Arief KAP, Prof. Dr. Mts. Arief, M.M., M. B. A., CPM., Prof. Dr. Eko Indradjid, Stevanus Ginting, Dr. Hj. Rr. Iswachyu DS, S.T., M.T., Prof. Dr. Mts. Arief, M.M., M.B.A., CPM, Dr. H. Lalu Rusmiadi, S.H., M.M. dan Dr. Ridwan Arief. Di hari kedua, tampil Menteri Hukum dan HAM RI, Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M. SC., Ph.D., Dirjen AHU Kementerian Hukum dan HAM, Cahyo Rahadian Muzhar, S. H., LL.M., Prof. Dr. Thomas Suyatno, Prof. Dr. Thomas Suyatno, Prof. Dr. Johanes Gunawan dan Prof. Dr. Ariawan Gunadi.
Rakernas diakhiri dengan laporan kerja tahunan ABPPTSI Pusat dan laporan dari masing-masing Ketua ABPPTSI Wilayah di seluruh Indonesia. *EM/JS/AM